Merry Riana, Mahasiswa berkantong pas-pasan, yang bisa meraih penghasilan 1 juta dolar pada usia 26 tahun. Luar biasa.. Dengan tekad dan komitmennya dia bisa merajut mimpi-mimpi itu, dan sesegera mungkin mencapai kebebasan finansial sebelum usia 30 tahun.
Dimulai dari tragedi Trisakti, yang mendesak agar Merry dikuliahkan di Singapura, Universitas Teknik Nanyang, jurusan Teknik Elektro. walaupun Merry tahu, keadaan keuangan keluarga tidak mencukupi untuk membiayai dia studi di Singapura. Namun beruntung, dengan beasiswa dan pinjaman dari bank di Singapura untuk biaya kuliah dan asramanya, Merry akhirnya tetap berkuliah disana.
Apa yang dirasakan Merry---yang akrab disapa Ria--- itu disana? Bukan main! Dia harus mengotak-atik bagaimana caranya mencukupi kebutuhan makan dengan jumlah 10 dolar per minggu? Padahal sekali makan nasi goreng saja tidak kurang dari 20 dolar. Maka, merry memutuskan untuk terus makan mie rebus, sebagai makanan tiap hari, dan bekal 2 lembar roti untuk makan siang. Terkadang teman-temannya merasa aneh, jelas tak ada yang membawa makan dari rumah. Setiap istirahat, mereka selalu makan siang di kantin-kantin disana. Bahkan, untuk membeli air mineral pun rasanya tidak akan cukup uang yang dia punya. Tidak jarang dia meminum air kran di kampus demi memuaskan dahaganya, secara sembunyi-sembunyi. Namun tetap saja ada temannya yang mengetahui hal itu.
Merry merasa sedih, dan rasanya ingin menagis. Kenapa tidak menghubungi orangtuanya saja, dan kemudian meminta uang, ah bahkan menyerah saja. Kembali ke Indonesia. Ah tidak! Merry bukan orang seperti itu. Dia tegas, kuat, disiplin, percaya bahwa dia mampu melewati semua ini.
Hingga liburan semester, merry memanfaatkan kesempatannya untuk bekerja, dan menabung untuk semester-semester berikutnya, yang tentunya lebih membutuhkan uang banyak. Bayangkan, saat kuliah, jangankan ada waktu untuk bekerja sampingan. Tugas kuliah pun menumpuk, padat. Ditambah ada praktikum, yang jelas menghabiskan waktu banyak. Ya beginilah kuliah teknik. Maka, di liburan semester itu dia bekerja mulai dari membagikan brosur-brosur di jalanan, menjadi florist, pelayan hotel, dan itu semua dia tabung, dikelola menjadi sebuah bisnis, dengan Alva, pacarnya yang selalu menumbuhkan energi dan semangat positif dalam dirinya. Berulangkali jatuh-bangun dengan bisnis-bisnis itu, mulai dari percetakan skripsi, ditipu 200 dolar, 1000 dolar. Bukan main, namun mereka tetap berusaha bangkit. Setidaknya, merry tidak lagi membiayai makan dan kehidupannya sehari-hari dengan 10 dolar per minggu.
Jatuh, bangun. Itu sudah biasa bagi mereka. Saling menguatkan. Hingga mereka lulus, dan kemudian bertunangan, Merry berpikir lagi ingin melunasi utang 300jutanya ke bank, dan mencapai kebebasan finansial sebelum usia 30 tahun. Akhirnya, mereka memutuskan untuk memulainya dari menjadi sales. Orangtuanya tidak setuju. Namun merry percaya dengan kedisiplinannya akan membuat bisnis itu berkembang pesat, dibanding hanya menjadi karyawan di perusahaan ternama. Maka, merry berjanji jika selama 3 bulan dia tidak berhasil dengan sales nya, dia akan bekerja di perusaahaan sesuai bidangnya.
Banyak temannya yang tidak percaya, ngapain jadi sales, yang persyaratannya saja minimal lulusan SMP. Namun, merry tidak gentar. Dalam waktu 3 bulan, setelah jatuh bangun, dia berhasil menarik investasi lebih dari 100 ribu dolar. Luar biasa, tahun berikutnya dia diangkat menjadi manajer. Usaha terus berkembang, hingga penghasilan terus bertambah. Hingga dia akhirnya terkenal, sukses, mendapat banyak tawaran sebagai pembicara di berbagai seminar. Hingga merry mendirikan perusaahaan. Dan mencapai kebebasan finansial itu, penghasilan 1 Juta Dolar. Luar biasa!! Tentu utangnya ke bank untuk biaya kuliah dulu sudah dilunasi, dan ia telah mnegajak keluarganya jalan-jalan ke Korea Selatan.
Saturday, October 11, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment